Selasa, 10 Juli 2012

cerita haru " Semua karena Cinta"

Sudah hampir 4 tahun intan  menikah dengan  andik, namun selama itu mereka belum juga dikaruniai seorang buah hati. Sebelumnya biasa2 saja, tidak ada masalah antara mereka berdua. Mereka tetap sabar menantikan titipan tuhan yang memang belum dipercayakan padanya. Namun, akhirnya goyah juga hati andik, karena memang dia sudah tidak sabar menggendong si buah hati. Dia mulai menjauhi intan istrinya, karena mungkin istrinyalah yang bermasalah. Hingga kemudian andik berkenalan dengan wanita teman sekerjanya yang bernama Hani. Hani berparaskan cantik, menarik dan  selalu berpenampilan menarik diantara rekan2 yang sekantornya. Semula hanya biasa saja, namun perlahan andik dan Hani sering rapat keluar kota bersama, hingga muncullah rasa suka pada wanita yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Ternyata tak cukup hanya sampai disitu hubungan merekapun terus berlanjut tanpa sepengetahuan Intan istrinya. Andik semakin sering pulang malam, bahkan sampai pagi. Hampir setahun lebih andik selalu seperti itu, terlalu sering pertanyaan intan pada andik memicu pertengkaran antara mereka berdua.Karena itu intan  tak pernah menyinggung atau menolak apapun keinginann andik
                Pada minggu pagi yang seharusnya andik libur kerja dan menghabiskan waktu bersama Intan, namun minggu itu dia bilang akan bertemu klien penting. Tanpa rasa curiga, Intan mengijinkan suaminya pergi.  Setelah suaminya berangkat, intan pun bremaksud belanja ke supermarket. Di supermarket ia melihat suaminya bersama wanita lain yang menggendong bayi kecil sedang membeli susu. Ingin rasanya Intan menyapanya dan bertanya pada suaminya, siapa wanita dan bayi yang di gendong bersamanya itu ?? Namun Intan mengurungkan niatnya, karena takut nanti akan bertengkar lagi di tempat umum.Intan langsung pulang, di rumah hatinya bergetar tidak karuan..pikirannya melayang entah kemana, apa semua ini yang menyebabkan suaminya berubah padanya selama hampir dua tahun ini.
                Dia segera mengambil air wudhu dan menunaikan sholat dhuhur 4 rakaat, kemudian berdoa memohon petunjuk dari Allah SWT. Intan merasa dadanya begitu sesak dipenuhi pertanyaan2 tentang sikap suaminya. Sore harinya andik baru pulang ke rumah, seperti biasa ia pulang dengan muka masam dan tak pernah lagi tersenyum atau sekedar berbincang dengan Intan.  Andik langsung tidur di kamar dan tak pernah lagi makan masakan Intan istrinya.
                Keesokan harinya, Intan datang ke kantor suaminya untuk mengantarkan makanan kesukaannya dan memberikan kabar gembira yang telah mereka berdua nantikan selama ini.Karena akhirnya Intan positif Hamil di usia pernikahannya yang menginjak 6 tahun itu. Namun sungguh kecewa, Sesampainya disana sekretarisnya bilang suaminya sudah seminggu ini ambil cuti dan mungkin besok baru bisa masuk. Seperti tersambar petir rasanya hati intan, kenapa suaminya tidak bilang ia sedang cuti terus dimana setiap harinya dia berada ??? Intan langsung pulang lagi ke rumah, mencoba menata pikirannya yang mulai tidak karuan. Baru saja menghempaskan tubuh ke tempat tidurnya, ia tiba2 mendengar suara hp berbunyi. Dicarinya dari mana sumber suara itu berasal, ternyata hp suaminya tertinggal di laci meja kamar. Hp yang selama setahun lebih tak diijinkannya untuk ku lihat atau ku pegang. Intan gemetaran melihat ada gambar wanita kemarin yang ku lihat bersamanya di supermarket itu bersama bayi kecil itu. Dan lebih mengagetkan lagi suamiku menamainya “MAMA”.
                Rasanya jantung intan seketika berhenti berdetak, belum sempat ia tersadar dari lamunannya. Ternyata andik sudah berdiri di hadapannya. Tak kuasa Intan berkata ataupun meminta penjelasan Andik atas semua ini. “ Mas, siapakah wanita ini ??” ucapnya lirih. Andik menundukkan kepalanya dan berusaha menjelaskan semuanya. “ ma’afkan aku sayang, bukannya aku tidak mencintaimu lagi.tapi aku juga ingin menjadi seorang ayah dan kamu tidak bisa memberikanku keturunan. Kamu mandul dan aku tidak.Dia adalah istri dan anakku “ jelas Andik.
                Rasanya dunia Intan  telah runtuh menjadi puing2 debu ketika mendengar penjelasan dari Andik suaminya itu. Ia sungguh tak menyangka suaminya dapat berkata seperti itu padanya, begitu sakit rasanya hati intan atas perkataan Andik yang telah menuduhnya wanita mandul disaat kini benihnya telah tertanam 2 bulan dalam rahimnya. Tak kuasa intan berkata apa2 lagi pada andik. “ Sekarang terserah kamu mau kita bercerai atau kamu mau ku madu dengan Heni “ sahut Andik..
“kamu sudah tau kan semuanya sekarang, Aku harus pergi sekarang.karena Heni sedang dirawat di rumah sakit seminggu ini” ucap Andik sambil berlalu dari hadapan Intan.
“ Tunggu mas, sakit apa Heni ?? Bolehkah aku menemanimu kesana menjenguk wanita yang selama ini telah membahagiakan suamiku ??” pinta Intan meski air mata bercucuran di hatinya, namun wajahnya tetap tegar.
Akhirnya mereka berdua berangkat ke rumah sakit, dari sana Intan tahu bahwa Heni sakit ginjal. Intan berusaha menguatkan hatinya untuk masuk menemui Heni yang terbaring di kamar pasien.
“ Assalamualaikum, hay..bagaimana keadaanmu ??” ucap Intan dalam kebingungannya mencari kata2.
“ Kenapa mas bawa dia kesini ??, apa hanya untuk menertawaiku yang sekarang sekarat di rumah sakit ? Pasti dia akan tertawa karena jika aku mati nanti dia akan menang dalam memilikimu mas ?? aku benci dia ?? aku gak mau melihat dia ada disini ??” Sahut Heni dengan nada marah pada Andik.
Intan langsung keluar kamar mendengar perkataan itu dari Heni.Di luar kamar Intan melihat baby sister yang ternyata menggendong bayi anaknya Heni dengan suamiku. Ia mendekati bayi itu yang sedang menangis keras, Ia mencoba mengendong dan menenangkannya. Akhirnya bayi itu tertidur dalam pelukannya. Tak berapa lama mas Andik keluar dari kamar Heni dan mendekati Intan yang menggendong bayinya. Intan berkata pada bayi itu “ Nak, jangan menangis lagi ya..ibumu masih sakit..sekarang kamu sama tante aja ya,,tante ini juga akan menjadi mamamu nanti “..mendengar ucapan intan itu Andik tak kuasa menahan air matanya. Ternyata begitu tulusnya hati intan, dia tidak membenci anak dan istrinya yang baru.
                Sepulang dari rumah sakit, Andik hampir tidak pernah pulang menemui intan lagi..Mungkin terlalu sibuk mengurusi Heni yang sakit dan bayinya. Andik pun diberhentikan dari pekerjaannya karena sering ijin dan sekarang jadi pengangguran. Sedangkan Intan tetap bisa bertahan meski hampir 3 tahun ia tidak dinafkahi oleh Andik. Intan anak tunggal dari keluarga yang cukup kaya dan terpandang, namun ia memilih hidup sederhana dan mandiri. Orang tuanya telah lama meninggal, ia tak punya siapa2 lagi selain Andik yang kini pun telah pergi darinya.
                Pagi-pagi sekali intan ingin mengantarkan susu yang di belinya kemarin ke rumah Heni, namun tiba2 dia terpeleset  dan jatuh tersungkur di lantai dan mengalami keguguran. Darah mengalir kemana-mana  dan dia tak mampu bangkit dari tempatnya. Karena dia tak punya pembantu atau orang lain yang ada dirumahnya, tak seorangpun tau tentang keadaannya.
                Menjelang matahari terbit keesokan harinya, Ibunya Andik datang berkunjung kerumahnya dan menjumpai Intan dalam keadaan tergeletak  di lantai dan darah yang tak berhenti mengalir dari rahimnya. Ibunya sungguh panik dan berteriak minta tolong kesana kemari. Intan perlahan membuka matanya dan masih dapat tersenyum pada ibu mertuanya itu.
“ intan, kamu kenapa nak ?? kenapa sampai seperti ini...kemana Andik suamimu ??” tanya mertuanya dengan penuh khawatir.
“ aku gak apa2 bu, ibu kapan datangnya ?? “ jawab Intan dengan senyum yang tak pernah ia lupakan untuk selalu ada di bibirnya.
“ sudah sayang, kamu jgn bicara dulu.Ibu sudah telp ambulan bentar lagi pasti kesini.kamu bertahan ya sayang”
tidak perlu ibu, aku sudah tidak punya siapa2 lg sekarang. Apa ibu menyayangiku ??”
“ia sayang ibu sangat menyayangimu, kamu dah seperti anak kandung ibu , Intan “
“ terima kasih Ibu, masih ada orang sebaik Ibu padaku. Aku ingin menitip pesan pada Ibu boleh ?? mungkin sudah tidak lama lagi ku bertahan bu , sejak jatuh disini kemarin aku menunggu mas Andik tapi ia tidak juga datang sampai sekarang..”
“kamu harus bertahan Intan, kamu tidak boleh bicara seperti itu “
“ Tolong bu nanti jika aku mati, sampaikan pada mas Andik ambillah ginjalku ini untuk istrinya, Heni. Dan susu ini belum sempat aku berikan untuk anaknya kemarin. Katakan pada mas Andik  aku sangat sangat mencintainya bu, aku gak sempat berpamitan padanya, .. aku sayang Ibu..Doakan aku dan calon cucumu yang gak sempat lahir di Dunia ini yaw bu. Asslamualaikum”
                Intan pun menghembuskan nafas terakhirnya dan ginjalnya di donorkan untuk Heni yang akhirnya bisa sehat kembali. Andik menangis sejadi- jadinya, ia merasa berdosa karena selama hidupnya tak pernah membahagiakan Intan istri yang sangat mencintainya. Bahkan rela mengorbankan semuanya hanya demi kebahagiaannya. Bahkan Andik juga tak bersikap adil pada intan yang telah mengandung anak yang sangat dinantikannya itu. Dan ternyata semua harta Intan diwariskan untuk anaknya andik dan Heni . Di surat wasiat itu tertuliskan tulisan tangan Intan untuk Andik.
Suamiku tercinta, Andik
Tak tahu dari mana smua berawal hingga rumah tangga kita yang dibangun dengan penuh cinta jadi seperti ini. Tak kusesalkan meski akhirnya harus kau bagi hatimu dengan wanita yang sama sekali tak menyukaiku. Mungkin seharusnya aku membenci Verendra, anak kalian berdua,,tapi yg ku rasa aku justru sangat menyayanginya. Aku tak kuasa untuk membencimu suamiku, sekalipun kau tuduh aku mandul disaat ingin ku kabarkan padamu bahwa benihmu telah tertanam dua bulan dalam rahimku. Kini aku tak punya siapa2 lagi, rasanya hidupku sebatang kara di dunia ini. Yang ku punya hanya benih di rahimku ini yang suatu saat akan memanggilmu ayah. Meski tak mungkin mengembalikan keluarga kita seperti dulu. Dan perlu kau tahu suamiku, Hingga detik ini aku bertahan.semua karena Cinta

Tidak ada komentar: