Rabu, 24 Oktober 2012

emeng- emeng



Kiat praktis merawat perkawinan

Dari sebuah buku yang ditulis oleh Munif Chatib yang berjudul “ orangtuanya manusia”

ü  Cinta dan Kasih sayang : memberi bukan menuntut
Cinta dan kasih sayang identik dengan dorongan untuk selalu memberi, bukan menuntut, karena pada prinsipnya, mencintai seseorang adalah menempatkan kebutuhan dan kepentingan kita setelah kebutuhan dan kepentingan orang yang kita cintai.
ü  Quality time
Dalam perkawinan, hendaknya diperhatikan kualitas waktu yang dihabiskan bersama, bukan hanya kuantitasnya. Dan salah satu kiat untuk meningkatkan kualitas tersebut adalah dengan melakukan aktivitas yang melibatkan semua keluarga.
ü  Bersabar terhadap kekurangan pasangan
Setiap suami- istri hendaknya saling bersabar terhadap kelebihan dan terlebih terhadap kekurangan pasangannya. Tingkat kesabaran yang tinggi dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan perkawinan. Dilihat dari satu sisi, boleh jadi hal ini menyulitkan pasangan yang baru memasuki dunia perkawinan karena tingkat egoisme pribadi masih sangat tinggi kadarnya. Dengan berlalunya sang waktu, perlahan- lahan keduanya akan saling mengenal dan memahami pasangan masing- masing sehingga akan memperkukuh bangunan keluarga yang dibentuk.
ü  Tidak membandingkan pasangan dengan orang lain
Salah satu kelemahan manusia adalah cenderung membandingkan apa yang tidak dimilikinya sehingga yang selalu tampak kemudian adalah kelebihan milik orang dan kekurangan milik kita. Hal ini juga bisa terjadi dalam sebuah hubungan perkawinan. Kita sering membandingkan suami atau istri kita dengan orang lain, baik karakter, sifat, maupun fisiknya. Jauhilah sikap demikian karena akan menggerogoti bangunan keluarga anda yang secara perlahan- lahan menuju kehancurannya.
ü  Memusatkan perhatian pada kebaikan pasangan, seraya menerima kekurangannya
Memusatkan perhatian pada kebaikan pasangan akan membuat kita selalu bersyukur dan merasa sebagai orang beruntung.
ü  Menghormati dan menghargai pasangan
Penghormatan dan penghargaan seorang suami terhadap istri ( atau sebaliknya ) tak lain merupakan cerminan penghormatan dan penghargaan kepada dirinya sendiri.
ü  Hindarkan sejauh mungkin “main mata” dengan orang lain
Seorang suami hars mengosongkan hatinya dari kecintaan selain kepada istrinya. Demikian pula istri tidak boleh memandang siapapun kecuali suaminya. Disamping sesuai dengan ajaran islam, hal ini merupakan penyangga kukuhnya bangunana sebuah perkawinan dan keluarga.
ü  Saling menasehati
Saling menasehati dan saling mendukung antara suami dan istri menjadi sangat penting. Masing2 hendaknya saling mengingatkan ketika yang lain menunjukkan sikap atau melakukan tindakan yang tidak baik.
ü  Keep an open mind
Seorang suami atau istri hendaknya memberikan argumentasi atas pendapat yang dikemukakannya. Akan tetapi, semua itu harus tetap disandarkan pada keterbukaan pikiran dan menempatkan ketentraman hubungan keluarga sebagai prioritas utama.
ü  Menahan marah, memaafkan dan mengucapkan terima kasih
Setiap suami atau istri siap dengan permohonan ma’af karena dengan kesediaan meminta maaf, pasangan suami-istri terhindar dari menguras energi ketika berada dalam masa ketegangan dan pertengkaran, yang juga akan melapangkan dada. Selain itu pasangan suami istri perlu pula membiasakan diri mengucapkan terima kasih sebagai bentuk penghargaan paling sederhana antara pasangan.
ü  Menjaga kebugaran dan penampilan setiap saat
Karena perkawinan melibatkan dua orang, maka demi menjaga keseimbangan hubungan mereka setidaknya suami atau istri bisa menerima dan memberi saran demi kesehatan pasangannya. Hargailah bentuk perhatian yang diberikan pasangan sekecil apapun.
ü  Kesibukan pasangan suami- istri bekerja
Pasangan suami- istri harus saling memahami kesulitan dan keterbatasan pasangan masing2 akibat pekerjaan yang mereka geluti setiap harinya. Sehingga bisa memulai menanamkan rasa pengertian yang tinggi.

Tidak ada komentar: