Kiat praktis
merawat perkawinan
Dari
sebuah buku yang ditulis oleh Munif Chatib yang berjudul “ orangtuanya manusia”
ü
Cinta
dan Kasih sayang : memberi bukan menuntut
Cinta
dan kasih sayang identik dengan dorongan untuk selalu memberi, bukan menuntut, karena
pada prinsipnya, mencintai seseorang adalah menempatkan kebutuhan dan
kepentingan kita setelah kebutuhan dan kepentingan orang yang kita cintai.
ü
Quality
time
Dalam
perkawinan, hendaknya diperhatikan kualitas waktu yang dihabiskan bersama,
bukan hanya kuantitasnya. Dan salah satu kiat untuk meningkatkan kualitas
tersebut adalah dengan melakukan aktivitas yang melibatkan semua keluarga.
ü
Bersabar
terhadap kekurangan pasangan
Setiap
suami- istri hendaknya saling bersabar terhadap kelebihan dan terlebih terhadap
kekurangan pasangannya. Tingkat kesabaran yang tinggi dibutuhkan dalam
mengarungi kehidupan perkawinan. Dilihat dari satu sisi, boleh jadi hal ini
menyulitkan pasangan yang baru memasuki dunia perkawinan karena tingkat egoisme
pribadi masih sangat tinggi kadarnya. Dengan berlalunya sang waktu, perlahan-
lahan keduanya akan saling mengenal dan memahami pasangan masing- masing
sehingga akan memperkukuh bangunan keluarga yang dibentuk.
ü
Tidak
membandingkan pasangan dengan orang lain
Salah
satu kelemahan manusia adalah cenderung membandingkan apa yang tidak
dimilikinya sehingga yang selalu tampak kemudian adalah kelebihan milik orang
dan kekurangan milik kita. Hal ini juga bisa terjadi dalam sebuah hubungan
perkawinan. Kita sering membandingkan suami atau istri kita dengan orang lain,
baik karakter, sifat, maupun fisiknya. Jauhilah sikap demikian karena akan
menggerogoti bangunan keluarga anda yang secara perlahan- lahan menuju
kehancurannya.
ü
Memusatkan
perhatian pada kebaikan pasangan, seraya menerima kekurangannya
Memusatkan
perhatian pada kebaikan pasangan akan membuat kita selalu bersyukur dan merasa
sebagai orang beruntung.
ü
Menghormati
dan menghargai pasangan
Penghormatan
dan penghargaan seorang suami terhadap istri ( atau sebaliknya ) tak lain
merupakan cerminan penghormatan dan penghargaan kepada dirinya sendiri.
ü
Hindarkan
sejauh mungkin “main mata” dengan orang lain
Seorang
suami hars mengosongkan hatinya dari kecintaan selain kepada istrinya. Demikian
pula istri tidak boleh memandang siapapun kecuali suaminya. Disamping sesuai
dengan ajaran islam, hal ini merupakan penyangga kukuhnya bangunana sebuah
perkawinan dan keluarga.
ü
Saling
menasehati
Saling
menasehati dan saling mendukung antara suami dan istri menjadi sangat penting.
Masing2 hendaknya saling mengingatkan ketika yang lain menunjukkan sikap atau
melakukan tindakan yang tidak baik.
ü
Keep
an open mind
Seorang
suami atau istri hendaknya memberikan argumentasi atas pendapat yang
dikemukakannya. Akan tetapi, semua itu harus tetap disandarkan pada keterbukaan
pikiran dan menempatkan ketentraman hubungan keluarga sebagai prioritas utama.
ü
Menahan
marah, memaafkan dan mengucapkan terima kasih
Setiap
suami atau istri siap dengan permohonan ma’af karena dengan kesediaan meminta
maaf, pasangan suami-istri terhindar dari menguras energi ketika berada dalam
masa ketegangan dan pertengkaran, yang juga akan melapangkan dada. Selain itu
pasangan suami istri perlu pula membiasakan diri mengucapkan terima kasih
sebagai bentuk penghargaan paling sederhana antara pasangan.
ü
Menjaga
kebugaran dan penampilan setiap saat
Karena
perkawinan melibatkan dua orang, maka demi menjaga keseimbangan hubungan mereka
setidaknya suami atau istri bisa menerima dan memberi saran demi kesehatan
pasangannya. Hargailah bentuk perhatian yang diberikan pasangan sekecil apapun.
ü
Kesibukan
pasangan suami- istri bekerja
Pasangan
suami- istri harus saling memahami kesulitan dan keterbatasan pasangan masing2
akibat pekerjaan yang mereka geluti setiap harinya. Sehingga bisa memulai
menanamkan rasa pengertian yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar