pernah aku merasakan titik terletih
dalam hidup ini
pernah pula aku merasakan terlalu berat beban dipundakku
tidak ada gairah untuk menjalani hidup yang tersisa......
pernah pula aku benar2 marah, mengapa tak seberuntung teman2ku
pernah pula aku membesarkan keegoisan dan kebencian yang terlalu tapi tetap gagal pula. ( dicatatan Sahabat_sepanjang masa)
pernah pula aku merasakan terlalu berat beban dipundakku
tidak ada gairah untuk menjalani hidup yang tersisa......
pernah pula aku benar2 marah, mengapa tak seberuntung teman2ku
pernah pula aku membesarkan keegoisan dan kebencian yang terlalu tapi tetap gagal pula. ( dicatatan Sahabat_sepanjang masa)
Teruntuk Sahabatku
Kala itu aku seorang diri,
Duduk diantara
reruntuhan hidup yang sempat gagal
Namun kau
ada....
Ketika itu aku merasakan menjadi pecundang sejati
Tak ada
sedikitpun keberanian ku jumpai dalam diri
Namun kau tetap
ada..
Pernah suatu
ketika aku terjatuh dan semua orang menghilang dariku
Dan kau masih
saja ada...
Pernah aku
memakimu dan memarahimu dengan segala egoku
Dan kau tetap
tinggal disini menemaniku dengan setia..
Pernah aku
menyuruhmu pergi jauh dariku
Namun tak
selangkahpun kau meninggalkanku..
Pernah merasa
terbuang dan semua orang tak percayaiku
Namun kau
selalu memelukku dengan keyakinan....
Pernah ku
jumpai 1000 macam sahabat,
Namun tak
satupun dari mereka yang sepertimu.
1 komentar:
sahabat mengerti apa yang qita pinta meski hanya secercah niat
sahabat hidup didalam hati, bukan keharusan untuk ada
ia ada dengan sendirinya, bukan karena kewajiban sebagai sahabat
tapi panggilan hati yang telah terikat oleh benang merah
sahabat, setiap langkah yang ada tak luput pula jejak tapakmu disampingku
kepahitan masa kedewasaan membuat membuat benang merah qita menjadi nyata.
sahabat ada bukan karena keharusan, tapi karena panggilan hati/benang merah persahabatan
Posting Komentar