Tuhan,
Aku bukan pemulung,
Tapi ajari aku tetap bersyukur meski yang ku dapatkan selalu berupa kotoran.
Aku juga bukan pengemis,
Tapi ajari aku tetap menikmati ketika yang ku dapatkan hanyalah kepingan sisa yang tak terpakai.
Tuhan,
Ketika jiwa yang letih telah kehilangan arah dan tujuan,
Ketika hati yang lelah hingga kehilangan harapan dan pandangan hidup,
Ketika mata tak lagi kuasa menyimpan tetesan airnya,
Ketika telinga tak sanggup mendengar lagi celotehan mereka,
Dan ketika kaki tak lagi mampu melangkah demi cita yang tersisa,
Ku mohon . . . .
Tunjukkan padaku bahwa cintaMU lebih besar dari segala harapan dan tujuan hidupku yang telah hilang,
Tunjukkan padaku bahwa kuasaMU mampu menaungi kelemahan hatiku,
Tunjukkan padaku bahwa namaMU mampu menjagaku dari segala ketakutanku.
Aku bukan pemulung,
Tapi ajari aku tetap bersyukur meski yang ku dapatkan selalu berupa kotoran.
Aku juga bukan pengemis,
Tapi ajari aku tetap menikmati ketika yang ku dapatkan hanyalah kepingan sisa yang tak terpakai.
Tuhan,
Ketika jiwa yang letih telah kehilangan arah dan tujuan,
Ketika hati yang lelah hingga kehilangan harapan dan pandangan hidup,
Ketika mata tak lagi kuasa menyimpan tetesan airnya,
Ketika telinga tak sanggup mendengar lagi celotehan mereka,
Dan ketika kaki tak lagi mampu melangkah demi cita yang tersisa,
Ku mohon . . . .
Tunjukkan padaku bahwa cintaMU lebih besar dari segala harapan dan tujuan hidupku yang telah hilang,
Tunjukkan padaku bahwa kuasaMU mampu menaungi kelemahan hatiku,
Tunjukkan padaku bahwa namaMU mampu menjagaku dari segala ketakutanku.